Rabu, 27 Juli 2016

Laporan Ilmiah

Menulis Laporan Ilmiah

             Menulis Laporan ilmiah ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu. Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993)

Macam-macam Laporan Ilmiah ;

1. Laporan Periodis
2. Laporan Kemajuan
3. Laporan Hasil Uji
4. Laporan Rekomendasi
5. Laporan Penelitian

Ciri-ciri Laporan Ilmiah ;
1. Pembacanya tertentu
2. Berupa laporan panjang
3. Sangat objektif
4. Bahasa dan nada formal
5. Perencanaan mantik
6. Sistematikanya laporan disesuaikan dengan pemberi perintah

Persyaratan Bagi Pembuat Laporan ;
1. Memiliki pengetahuan tangan pertama;
2. Memiliki sifat tekun dan teliti;
3. Bersifat objektif;
4. Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan;

5. Kemampuan mengatur fakta secara sistematis;


__________________________________________________

Laporan Ilmiah


                  Laporan ilmiah adalah suatu sarana penyampaian informasi yang berupa pengetahuan atau gagasan dari seseorang, dalam laporan terbagi menjadi dua bentuk yaitu bentuk tulisan dan lisan. Laporan yang berisi tentang pengamatan seseorang atau hasil dari penelitian biasa nya disebut laporan karangan ilmiah. Laporan yang akan dibahas saat ini adalah Laporan Ilmiah yang menjelaskan tentang unsur-unsur kerangka laporan dan manfaat penyusunan laporan, guna untuk mempermudah para penulis dalam membuat laporan ilmiah.

Unsur-unsur Laporan Ilmiah ;
Kerangka laporan terdiri dari;
1. Halaman
2. Nama dan Identitas Penerima Laporan
3. Nama dan Identitas Penulis
4. Tempat dan Tanggal

Manfaat Laporan Ilmiah ;
1. Sebagai dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan
2. Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan
3. Untuk mengetahui perkembangan dan proeses dalam peningkatan kegiatan
4. Untuk dapat memberikan sejarah dan perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-lain


__________________________________________________

Rancangan Usulan Penelitian Proposal

1. Guna Rancangan Usulan Penelitian
             Rancangan usulan penelitian untuk disertasi, usulan penelitian untuk disertasi, dan disertasi sebenarnya menunjuk kepada satu hal yang sama, yaitu disertasi. Oleh karena itu hal-hal yang dituntut untuk rancangan usulan penelitian untuk disertasi dan dalam usulan penelitian untuk disertasi selalu menunjuk kepada apa yang dituntut untuk suatu disertasi. Kalau dilihat dari segi proses, rancangan usulan penelitian adalah langkah yang paling awal dalam proses penyusunan disertasi.Oleh sebab itu  usulan penelitian adalah langkah berikutnya, dan disertasi adalah hasil akhirnya.

2. Bentuk dan Isi Usulan Penelitian
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut ;
1. Bagian Awal , Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan
2. Bagian Utama , Rasional judul , rumusan masalah , tujuan penulisan
3. Bagian Akhir , Daftar pustaka sementara , daftar riwayat hidup penyusun rancangan

sumber : www.pasca.its.ac.id
__________________________________________________
sumber : http://callmeaii.blogspot.co.id/2015/05/tugas-ketiga.html

Metode Penalaran

Metode Penalaran

Ada dua jenis metode penalaran, yaitu penalaran deduktif dan induktif :

A.Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasi pengamatan empiric dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini panalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Contoh:Ani bersekolah dengan memakai seragam merah puti karena masih SD,Anton Bersekolah dengan memaki seragam merah putih karena dia masih SD.
KESIMPULAN:Semua siswa yang masih SD memaki seragam merah putih saat bersekolah

B.Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Penalaran Induktif dan Deduktif

            Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
Penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistic.
penalaran induktif ini mengangkat 1 kasus untuk ditarik dalam kesimpulan umumnya. contohnya kurang banyak. dan meski penalaran induktif sudah kuat dengan contoh yang banyak, kesimpulan induktif yang dihasilkan pun masih bisa dipertanyakan keabsahannya. sementara lebih jauh, penulis blog ingin tahu apakah kesimpulan tersebut berlaku jika diaplikasikan kepada pihak lain, dalam hal ini kepada ulil.
           Berbeda dengan penalaran Deduktif, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan.

Kesalahan Penalaran

Salah nalar dapat  terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa :
  • Kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas.
  • Kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat.
  • Kesalahan analogi.

2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena :
  • Kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi.
  • Kesalahan karena adanya term keempat.
  • Kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi.
  • Kesalahan karena adanya 2 premis negatif.


Konsep Penalaran
       Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
          Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
          Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Ciri- Ciri Penalaran :
1. Dilakukan dengan sadar
2. Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. Terarah, bertujuan
5. Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru
6. Sadar tujuan
7. Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah diperoleh
8. Pola pemikiran tertentu

Metode Ilmiah

Metode Ilmiah


Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1.    Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.    Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.    Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.    Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

Karakteristik Metode Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.

Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :
     1. Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
   2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
   3. Empirik. Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
·   Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
·       Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
·       Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
    4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
      1.      Memilih dan mendefinisikan masalah
      2.      Survey terhadap data yang tersedia
      3.      Memformulasikan hipotesa
      4.      Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
      5.      Mengumpulkan data primer
      6.      Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
      7.      Membuat generalisasi dan kesimpulanMembuat laporan

Pelaksanaan metode ini meliputi enam tahap, yaitu :
     1.      Merumuskan masalah.
   2.  Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering juga disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
     3.   Menyusun hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
     4.      Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
  5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
    6.   Menguji kesimpulan untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.